Mushallah Tua Itu..!

Saat itu, tahun 2008, saya masih dibebani tanggungjawab untuk mengurus bagian kemahasiswaan di tempat tugas saya. Salah satu rutinitas setiap tahun yang saya lakukan adalah melakukan pendataan lulusan yang berhasil lulus seleksi CPNS, dari hasil rekapan yang saya buat, sepintas terlihat pola yang menarik dari nama-nama yang lulus setiap tahun, khusunya alumni laki-laki, bahwa mereka yang pernah tinggal di Masjid semuanya telah lulus seleksi CPNS.

Tinggal di Masjid?

Ya, betul, tinggal dimasjid, sekitar 500 meter dari kampus tempat saya bekerja berdiri kokoh sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al-Bustam, dalam kompleks Masjid terdapat sebuah kamar yang muat untuk 4 orang, entah sejak kapan, pengelola Masjid memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk tinggal di kamar tersebut dengan catatan mereka harus aktif dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Masjid seperti Adzan, menyapu atau membersihkan lingkungan Masjid, yang terjadi adalah semua mahasiswa yang pernah tinggal di tempat itu sejak tahun 2001-2008 telah lulus menjadi PNS, tidak ada satupun yang tersisa.

Mushallah Tua Itu!

Pikiran saya lalu menerawang jauh ke masa itu, masa dimana saya pertama kali berkenalan dengan orang-orang yang menikmati hidup di sebuah mushallah. Saban sore, sepulang sekolah, sepeda tua itu saya kayuh hanya untuk menjadi bagian dengan mereka, penuh dengan kedamaian, dengan energi positif yang luar biasa. Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa orang-orang itu, yang tidak mengenal malam dan siang, berdiskusi, berbisik, bergurau, bercengkrama, penikmat "songkolo bagadang" atau sekedar numpang mandi di Mushallah itu, telah menjelma menjadi orang-orang sukses.

Ini adalah janji Allah SWT dan itu sudah terbukti, bahwa siapa saja yang memakmurkan rumah-Nya akan diberi kemudahan untuk menggapai apa yang diinginkan, Insya Allah.

Tapi, Mushallah itu semakin tua, semakin tak berbentuk, ia tidak menuntut banyak, hanya butuh sedikit perhatian dari orang-orang yang pernah hidup dibawah atapnya dengan lantai papan yang rapuh yang saat ini sedang menikmati kesuksesannya.

Maafkan saya, maafkan hamba-Mu, yang tidak bisa berbuat lebih....

Komentar

Posting Komentar

Artikel Populer